Seorang ibu bertanya kepada seorang guru piano, "Apakah anak saya sudah
telat belajar piano?" "Berapa usia anak ibu?" tanya sang guru. "Tujuh
tahun." jawab sang ibu. Sang guru menjawab, "Berarti sudah telat belajar
delapan tahun."
Illustrasi di atas menggambarkan bagaimana
pentingnya belajar musik dari usia yang sangat dini bahkan dari dalam
kandungan karena indera pendengaran adalah indra yang paling pertama
berkembang. Oleh karena itu, harus terus diberi stimulus agar terus
dapat berkembang dengan maksimal. Namun, bayi yang sudah berusia dua
atau tiga tahun pun sulit untuk mulai belajar piano apalagi dalam
kandungan.
Di Australia, guru piano menerima anak yang mulai
belajar pada usia 7 tahun. Kadang kala 6 tahun. Hal itu disebabkan
karena pada usia tersebut perkembangan otak anak sudah dapat mengerti
simbol (abjad dan not), perkembangan motorik halus sudah terbentuk, dan
anak sudah dapat menfokuskan perhatian untuk jangka waktu yang cukup
lama.
Namun, tidak dipungkiri bahwa pianis-pianis yang virtuoso
memulai pelajaran pada usia yang sangat dini, yakni sekitar tiga atau
empat tahun. Lang Lang,
mulai belajar piano dari umur tiga tahun dan pada umur lima tahun, ia
sudah memenangkan Shenyang Piano Competition. Jadi, jika mulai belajar
piano pada usia enam atau tujuh, maka sudah dikatakan terlambat untuk
menjadi seorang concert pianist.
Pendapat lain berkata bahwa ketika anak sudah dapat meletakkan
jari-jarinya, satu jari untuk satu tuts tanpa kesulitan, maka ia sudah
dapat mulai belajar piano. Nah, dari sekian banyak pendapat tersebut,
manakah yang tepat?
Pembelajaran musik atau piano dibagi dalam
dua kelompok yaitu lewat pendidikan formal (seperti di sekolah atau
kursus) dan non formal. Jika seorang ibu menyanyi untuk menina-bobokan
anaknya, maka pendidikan musik non formal sudah terjadi. Dewasa ini,
bayi dalam kandungan pun sudah diperdengarkan musik yang nota bene juga
merupakan pendidikan musik non formal.
Untuk mempersiapkan anak
untuk menempuh pendidikan musik secara formal maka haruslah melihat
kesiapan dari orang tua dan juga anak.
A. Orang tua
1. Apakah orang tua sanggup menyediakan piano (minimal piano digital) untuk anaknya?
Ini
penting, karena jika tidak memiliki piano, anak dapat berlatih. Kadang
orang tua menyatakan, cukup beli yang seadanya. Jika sang anak akhirnya
tidak tertarik untuk belajar lagi, maka kerugian membeli piano yang
mahal dapat dikurangi. Hal ini sama sekali tidak disarankan. Mengapa?
Karena anak yang baru belajar, guru akan membentuk fondasi yang kokoh
untuk mendukung ketrampilan anak bermain piano kelak. Fondasi yang kuat
dan kokoh tidak akan terbentuk. Beberapa murid piano jadi malas belajar
hanya karena tuts pianonya 'lengket' dan tidak bunyi. Apakah anak akan
terus belajar atau tidak, itu tergantung dari kesiapan anak (yang akan
dibahas berikutnya) dan kepiawaian gurunya memotivasi anak.
2. Apakah dapat mengalokasikan dana secara regular?
Dalam
hal ini, untuk membayar biaya kursus setiap bulan dan jika memiliki
piano akustik, sanggup membayar biaya penalaan piano minimal dua kali
setahun (baca : Mengapa dan Kapan Piano ditala?)
3. Apakah dapat mengalokasikan waktu?
Jika
anak belajar piano, maka orang tua harus meluangkan waktu minimal untuk
mengantar jemput anak ke dan dari tempat kursus. Jika berhalangan,
orang tua dapat mendelegasikan tugs tersebut pada orang lain yang dapat
dipercaya. Selain itu, apakah orang tua sanggup meluangkan waktu untuk
menemani anaknya berlatih setiap hari jika diminta sang anak untuk
menemani serta mengontrol kemajuan belajar? Berbeda dengan kursus
lainnya (matematika, misalnya), kursus piano butuh latihan secara
kontinyu setiap hari, bukan hanya di tempat kursus saja.
4. Apakah orang tua dapat memberikan dukungan moril?
Selain
memberikan semangat untuk terus berlatih, dukungan orang tua dapat
berupa kehadiran jika sang anak ikut resital. Dukungan moril lainnya
dapat berupa memberi apresiasi kepada anak dengan mengajak nonton konser
piano, baik secara langsung maupun lewat CD/DVD. Secara singkat,
mampukah orang tua menciptakan lingkungan bermusik yang baik bagi anak.
Untuk anak yang lebih kecil, dukungan moril berupakehadiran orang tua
untuk ikut duduk dalam kelas menemani anak untuk belajar. Pada saat di
rumah, orang tua dapat meluangkan waktu untuk menemani anak berlatih.
B. Anak
Sebenarnya hanya satu pertanyaan penting yang harus dijawab dengan melihat minat anak, yaitu:
Apakah anak menunjukkan tanda-tanda menyukai musik dan piano pada khususnya?
Setiap
anak unik dan berbeda. Ada anak yang gemar mencorat coret, sementara
anak lain seusianya gemar menyusun benda-benda, sementara lainnya gemar
bernyanyi, dan lain sebagainya. Jika anak menunjukkan minat kepada
musik, maka mungkin saat yang tepat untuk mulai belajar musik.
Pertanyaan
hanya perlu dijawab jika anak hendak mengikuti kursus musik dengan
metode konvensional. Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain:
1. Apakah anak sudah sanggup untuk memusatkan perhatian minimal selama 30 menit?
Pada
umumnya, anak yang berusia dibawah 6 tahun cepat bosan. Jadi untuk
dapat mengikuti pelajaran piano dengan baik, anak harus bisa
berkonsentrasi pada pelajarannya. Namun pada metode non konvensional,
guru biasanya melakukan banyak aktivitas pada saat kursus sehingga anak
tidak akan cepat bosan. Jadi peran guru sangatlah penting agar anak
tidak menjadi bosan sebelum jam pelajaran berakhir.
2. Apakah fisiologi anak sudah memadai untuk instrumen piano?
Gurulah
yg dapat menjawab pertanyaan ini. Pada umumnya guru akan melihat apakah
kelima jari dapat diletakkan pada tuts, satu jari satu tuts tanpa susah
payah.
3. Apakah anak sudah bisa membaca atau mengenal simbol?
Pada
metode konvensional, murid belajar membaca notasi balok (bukan berarti
membaca notasi balok tidak penting untuk metode non konvensional). Murid
harus dapat mengerti simbol notasi balok dan menerjemahkannya menjadi
bunyi. Anak yang mampu menerjemahkan simbol biasanya sudah bisa membaca
atau perkembangan kognitifnya sudah sampai pada perkembangan opersional
konkrit, menurut teori Piaget. Tahapan perkembangan kognitif ini terjadi
pada sekitar umur tujuh tahun, oleh karena itu biasanya guru menerima
murid piano pada usia 7 tahun atau setidaknya 6 tahun.
Ketiga hal
terakhir dapat diatasi dengan guru dan metode yang tepat. Untuk
mendapatkan guru dan metode yang tepat adalah gampang gampang sulit
karena harus disesuaikan dengan sang anak yang memiliki karakter yang
berbeda-beda antara satu anak dengan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar