“Mengajarkan musik kepada anak sebaiknya
dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Bermain Sambil Belajar Musik
adalah metode paling efektif ”
(Dian HP/musisi, pemerhati musik untuk anak dan pendiri Taman Musik Dian Indonesia).
Banyaknya jumlah sekolah atau tempat kursus musik di
Indonesia akhir-akhir ini sungguh menggembirakan. Kesadaran bahwa musik
memiliki banyak manfaat bagi kehidupan membuat para orang tua tak segan
untuk mendorong putra putri mereka belajar musik. Sayangnya banyak orang
tua belum menyadari bahwa belajar musik harus bertahap.
Sering kali tanpa memberi pilihan, orang tua langsung
memasukkan anaknya ke kelas piano, gitar atau vokal. Si anak yang
sebenarnya ingin masuk ke kelas drum jadi malas berlatih dan selalu
beralasan untuk membolos. Pada akhirnya belajar musik menjadi kegiatan
yang menyebalkan, membuang waktu dan uang. Sia-sia. Jika seperti ini
tujuan orang tua tidak akan tercapai dan potensi musikal anak mustahil
terasah. Keadaan ini perlu diubah.
Bagaimana sebaiknya mengajarkan musik pada anak? Jawabannya:
melalui proses bertahap. Belajar musik secara bertahap sama halnya
dengan mengikuti jenjang pendidikan formal (sekolah), dimulai dari taman
bermain kemudian ke tingkat (jenjang) selanjutnya.
Dalam mengajarkan musik, hal pertama yang perlu dilakukan adalah
mengenalkan musik. Biasanya setelah melalui tahap pengenalan, anak-anak
tidak perlu dipaksa untuk belajar musik.
Pengenalan musik
Mengenal musik adalah tahap awal yang wajib dilakukan
sebelum anak belajar memainkan instrumen musik atau belajar menyanyi.
Sangat penting karena tujuannya adalah mengajak anak mencintai musik dan mengasah kepekaan musikalnya.
Mencintai musik
Mengapa harus mencintai musik? Tak kenal maka tak sayang.
Jika mencintai (musik) kita akan lebih terbuka untuk menerima dan
mempelajari lebih jauh segala hal yang berkaitan dengan musik. Selain
itu seseorang yang mengenal musik dan kemudian memainkan musik akan
menyadari bahwa musik sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka.
Mengasah Kepekaan Musikal Usia 2 tahun adalah usia yang tepat, karena pada usia ini syaraf otak untuk belajar musik telah matang. Musik yang terdiri dari 5 unsur utama – nada, ritme, notasi, melodi dan harmoni – dapat mengasah kepekaan musikal anak melalui kegiatan bermain. Karena itu bermain sambil belajar musik adalah metode paling efektif untuk mengenalkan dan mengajarkan musik kepada anak. Orangtua dan guru musik bisa menciptakan permainan yang mengandung nyanyian dan tarian (gerakan). Memainkan dan mengeksplorasi bunyi dengan alat perkusi sederhana – seperti tambourine, castanet, maracas, jimbe, triangle - juga bisa menjadi bagian dari kegiatan bermain sambil belajar yang sungguh menyenangkan.
Memperkenalkan musik sejak dini dan melatih kepekaan musikal
tidak hanya bertujuan mencetak anak menjadi pemusik. Musik dapat
membantu anak berekspresi lebih baik, melatih kepekaan mereka terhadap
seni (khususnya musik) dan lingkungan, meningkatkan kecerdasan otak,
daya pikir, kreatifitas, kesehatan dan percaya diri tampil di muka umum
(di depan kelas mau pun di atas panggung).
Don Campbell seorang edukator, peneliti musik dan pendiri Insitute of
Music, Health and Education mengungkapkan dalam bukunya banyak studi
telah menunjukkan bahwa:- Anak-anak kecil yang mendapatkan pelatihan musik secara teratur menunjukkan keterampilan motorik, kemampuan matematika, dan kemampuan membaca lebih baik daripada kawan-kawan mereka yang tidak berlatih musik.
- Siswa sekolah menengah yang bernyanyi atau memainkan sebuah alat musik mempunyai nilai lebih tinggi pada ujian dibanding mereka yang tidak memiliki hobi itu.
- Otak para pemusik dewasa umumnya menunjukkan uraian gelombang otak (EEG=Electro Encephalogram) yang lebih besar dibanding mereka yang bukan pemusik, bahkan mempunyai anatomi berbeda apabila berlatih musik sebelum usia 7 tahun.
Musik untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
“Setiap anak berhak belajar musik, termasuk
Anak Berkebutuhan Khusus, seperti Anak dengan Down Syndrome, Slow
Learner dan Autis”
Anak Berkebutuhan Khusus sama seperti anak-anak pada
umumnya, menunjukkan reaksi yang sama terhadap musik secara fisik,
indera dan emosi.
Melatih kepekaan musikal Anak Berkebutuhan Khusus, dapat
membantu mereka menjadi lebih mandiri, memperbaiki kontrol motorik,
meningkatkan kemampuan berbahasa dan berbicara, mengontrol emosi dan
mempermudah mereka untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang
lain. Musik adalah sarana terapi yang baik bagi Anak Berkebutuhan
Khusus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar